PESONA KEINDAHAN ALAM POTA-MANGGARAI TIMUR SEBAGAI DESTINASI WISATA UNGGULAN

 



Kabupaten Manggarai Timur memiliki kekayaan alam yang berlimpah berupa aneka ragam flora dan fauna, kawasan hutan yang luas, danau alam yang indah, pantai yang bersih dan berpasir putih, lautan nan biru dengan aneka ragam ekosistem didalamnya, gunung yang menjulang tinggi, lahan pertanian yang hijau dan subur, lekukan sungai besar dan kecil yang membelah daerah perbukitan dan lembah menuju lautan teduh. Kabupaten Manggarai Timur juga memiliki keindahan dan keanekaragaman budaya yang unik dan menarik sebagai cerminan dari masyarakat Manggarai Timur yang heterogen, menghargai kemajemukan dan menjunjung tinggi sikap toleransi. Obyek dan daya tarik wisata alam yang dimiliki telah lama menarik minat dan mengundang decak kagum dari wisatawan berupa keindahan danau, pantai, hutan, sungai dan air terjun, daerah pertanian dan perkebunan,  serta wisata alam pegunungan. Kali ini kita fokuskan pada wisata alam di Pota.

Pota adalah daerah ibu kota Kecamatan Sambi rampas dan menjadi salah satu wilayah yang memiliki  pengembangan potensi sektor pertanian dan pariwisata di Kabupaten Manggarai Timur. Pota telah lama dikenal sebagai daerah penghasil beras, jagung, kacang hijau dan bawang. Sejak wilayah Manggarai Timur menjadi Kabupaten otonom, potensi perkebunan semakin digiatkan dengan menjadikan Pota sebagai pusat produksi bibit di Nusa Tenggara Timur dan memperkuat kemampuan nelayan untuk memanfaatkan potensi laut yang berlimpah dengan kekayaan lautnya. Strategi diversifikasi tanaman dan maksimalisasi potensi maritim di Pota telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kondisi ini didukung oleh kesadaran dan tingkat partisipasi masyarakat yang sangat tinggi dalam melakukan pengembangan berbagai potensi yang dimiliki. Berbagai kelompok masyarakat terbentuk dimulai dari kelompok tani dan nelayan yang dijadikan sebagai forum untuk membahas dan menjalankan rencana rencana kerja.

Asal usul nama Pota sebetulnya berasal dari sejarah tradisi linguistik masyarakat asli Pota Kecamatan Sambi Rampas. Kata Pota berasal dari kekeliruan linguistik masyarakat di zaman itu dalam menyebutkan kata Kota yang merujuk pada pusat perdagangan di wilayah Sambi rampas. Sejak zaman pemerintahan kerajaan Bima di Manggarai,  pota telah menjadi daerah yang sangat plural karena masyarakatnya berasal dari berbagai daerah. Pota menjadi pusat kegiatan ekonomi baru yang menunjang kepentingan ekonomi beberapa kedaluan yang terdiri dari kedaluan Pota, rembong dan congkar. Kekeliruan linguistik ini lama kelamaan merubah kata Kota menjadi Pota. Kata Pota kemudian diadopsi menjadi nama tempat yang dikenal sebagai ibu kota Kecamatan Sambi Rampas. Ada beberapa destinasi wisata yang terdapat di pota yang wajib dikunjungi, yaitu:

Rana Tonjong

            


    




Rana Tonjong terletak di Desa Nanga Mbaling Kecamatan Sambi Rampas, sekitar 3 km utara Pota. Danau Rana Tonjong berada di sebuah dataran rendah yang dikelilingi oleh perbukitan di bagian barat, selatan dan utara, sedangkan di bagian timur terdapat areal persawahan yang cukup luas milik masyarakat setempat. Danau Rana Tonjong memiliki keunikan karena ditumbuhi bunga teratai raksasa (Victoria Amazonica) atau disebut Tonjong dalam bahasa setempat. Tumbuhan ini menutupi seluruh permukaan danau yang memilikitidak tampak adanya air pada permukaan danau. Bunga Teratai ini tumbuh subur sepanjang tahun namun hanya berbunga sekali dalam setahun yaitu selama bulan April hingga Juni. 

Keunikan lain yang dimiliki yaitu di dalam bunga yang sudah mekar terdapat biji-bijian seukuran kacang tanah yang dapat dimakan mentah atau dimasak terlebih dahulu. Biji-bijian ini memiliki rasa seperti kacang tanah dan memiliki kandungan minyak. Selain itu, bunga teratai ini tidak dapat tumbuh di tempat lain selain di danau Rana Tonjong. Danau ini juga menjadi habitat bagi, ikan air tawar, katak dan ular sawah serta tempat mencari makan bagi beberapa burung migran. Jadi tidak heran apabila saat mengunjungi danau ini Anda bisa melihat burung bangau, elang dan angsa putih yang mencari makan di danau. Karena berbagai keunikan tersebut Danau Rana Tonjong seringkali dikunjungi oleh wisatawan dan bahkan menjadi salah satu ikon keunikan pariwisata di Kabupaten Manggarai Timur.

Danau Rana Tonjong dapat ditempuh dari Ruteng melalui Reo menuju Pota, selanjutnya ke Rana Tonjong dengan jarak tempuh sekitar 90 km dan dapat ditempuh dalam 4 jam. Sementara dari Borong, menempuh jalur Bealaing, Watunggong, Lengko Ajang, selanjutnya menuju danau Rana Tonjong menempuh jarak 130 km dengan waktu tempuh sekitar 4.5 jam.

Pantai Watu Pajung








Berada sekitar 10 km di sebelah timur Pota kota Kecamatan Sambi Rampas. Memiliki hamparan pasir putih di sepanjang pantai, di beberapa bagian terdapat batu karang yang berdiri anggun & kokoh membelakangi perbukitan yang
  hijau  ditumbuhi pepohonan. Di bagian timur pantai Watu Pajung terdapat padang yang cukup luas , sementara di bagian barat terdapat lahan persawahan milik warga setempat. Kombinasi alam nan indah ini membuat Watu Pajung sangat menakjubkan. Dinamai Watu Pajung karena di tepi pantai terdapat sebuah batu karang yang berdiri menghadap ke laut, menyerupai payung yang sedang mengembang. Secara harafiah berarti Batu Payung atau batu yang menyerupai payung.

Daerah di sekitar pantai Watu Pajung masih berupa kawasan hutan dan padang rumput yang alami. Di dalam kawasan hutan ini merupakan tempat bermukim kadal raksasa Komodo Flores. Binatang purba ini disebut Rugu dalam bahasa setempat dan bermukim di sekitar pantai Watu Pajung dan daerah Tompong di sebelah utara Manggarai Timur. Menurut penelitian para ahli Komodo Flores ini memiliki postur tubuh dan DNA mirip dengan binatang Komodo yang terdapat di Pulau Rinca.







Perairan di pantai Watu Pajung umumnya tenang dan cocok untuk aktivitas olahraga berenang, snorkeling dan diving. Waktu yang tepat untuk berkunjung adalah pada pagi dan sore hari saat semburan sinar matahari yang berwarna kuning kemerahan menyapu bibir pantai yang mengkilat dan membuat batu karang berwarna kuning keemasan memamerkan pesona pantai yang sangat indah. Perjalanan menuju pantai Watu Pajung bisa ditempuh dari Borong atau dari Ruteng. Apabila dari Borong melewati Bealaing menuju Watunggong dan selanjutnya ke Pota dan Watu Pajung , menempuh jarak sekitar 140 km dengan waktu tempuh sekitar 5 jam. Sedangkan dari Ruteng melewati Reo menyusuri pantai utara menuju Pota dan selanjutnya ke pantai Watu Pajung. Jarak yang ditempuh sekitar 100km dengan waktu tempuh sekitar 4.5 jam. Di Pota terdapat sebuah Homestay bagi tamu yang menginap. Mereka menyediakan fasilitas kamar tidur dan sarapan pagi. Pelayanan lain seperti makan siang dan makan malam tidak tersedia. Namun Anda tidak usah khawatir karena di Pota tersedia beberapa rumah makan atau warung  makan yang menawarkan beraneka ragam menu makanan khas Indonesia mulai dari berbagai olahan seafood hingga olahan daging.

 

Komentar

  1. Pota tempat yang sangat cocok untuk pariwisata karena memang disana banyak tempat2 bagus untuk dijadikan tempat rekreasi🤗😍

    BalasHapus
  2. Pota dikenal dengan alam yang sangat indah. Hal ini dilihat dari begitu banyak tempat-tempat pariwisata yang sangat menakjubkan mata seluruh masyarakat Manggarai Raya bahkan orang asing. Buktinya, banyak masyarakat lokal bahkan orang asing yang mengunjungi pota untuk menjadi tempat melepas penat atau rekreasi. Selain itu, pota juga dikenal sebagai kampung yang memiliki keunikan tersendiri. Adanya bunga tratai terbesar kedua di dunia juga adanya kadal raksasa komodo yang biasa disebut Rugu oleh masyarakat pota. Keindahan dan keanekaragaman inilah yang menjadi salah satu faktor meningkatnya bidang ekonomi masyarakat pota

    BalasHapus
  3. Ternyata di NTT ini banyak sekali keindahan alam yang belum diketahui semua orang. Bangga sih jadi orang NTT😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "ENU" KARYA ENALD RAWI

TRADISI PENTI, BENTUK SYUKUR ORANG MANGGARAI ATAS HASIL PANEN